Gaya Hidup Selama Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Makanan yang dikonsumsi turut menjadi faktor penyebab penyakit jantung. Setidaknya, 30 persen masalah pada jantung karena kolestrol. Yang jadi soal, sekitar 77 persen masyarakat Indonesia punya kadar kolestrol di atas optimal.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay Sp JP (K). Di sisi lain, gaya hidup masyarakat selama pandemi Covid 19 pun turut menjadi faktor risiko. Dr Vito pun menyebutkan jika selama pandemi Covid 19, orang kebanyakan melakukan aktivitas di rumah.

Selama bekerja di rumah, nyaris tidak ada batasan antara waktu bekerja, makan dan istirahat. Banyak yang makan secara tidak teratur, bekerja hingga tengah malam, hingga baru tidur saat dini hari. Pada dasarnya, dr Vito mengatakan jika kegiatan siang dan malam memengaruhi produksi hormon pada tubuh.

Saat siang hari, hormon yang diproduksi adalah kortisol. Sedangkan saat malam, hormon yang dihasilkan adalah melatonin. "Ketika bangun diatur hormon stres (kortisol). Kalau malah begadang, nonton, rapat, hormon kortisol keluar lagi. Hormon melatonin jadi bingung, sehingga tidak bisa tidur," ungkapnya pada peringatan ulang tahun YJI Ke 40, Senin (27/9/2021). Akibatnya jadi telat bangun dan tubuh pun tidak bugar. Hal ini kata dr Vito dapat menyebabkan darah tinggi yang berakhir pada penyakit jantung.

Selain itu, hipertensi yang menjadi muasal gangguan jantung ini bisa diperparah oleh asap rokok. Bentuk pembuluh darah yang tadi lentur dan mulus menjadi tidak teratur dan kaku. Sehingga kapasitas darah berkurang. Ditambah pula dengan adanya kolestrol yang masuk dalam pembuluh darah, sehingga memperparah penyempitan yang berujung pada gangguan jantung. Bagaimana menurunkan risiko gangguan jantung? Dr Vito menyarankan untuk mengubah gaya hidup dan berhenti merokok.

Lalu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan sedari dini. Terutama pada orang yang berisiko. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *