Sebelum memutuskan untuk serius dan masuk ke jenjang berikutnya, perhatikan beberapa hal yang kemungkinan bisa menjadi kendala bagi hubungan di masa depan nanti. Salah satu yang harus diperhatikan adalah kondisi finansial dan bagaimana cara pasangan mengatur keuangan. Seperti bagaimana cara pasangan membelanjakan uangnya, memiliki aset apa saja, punya hutang atau tidak, dan apakah memiliki asuransi sebagai bentuk dari perlindungan diri. Asuransi yang baiknya dimiliki adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa di Indonesia.
Masalah keuangan jangan dianggap sepele, karena bisa menjadi pemicu pertengkaran dan perselisihan dalam suatu hubungan. Satukan suara dan visi dalam mengatur keuangan untuk mendapatkan ekonomi dan hubungan yang sehat. Dalam hal ini, ada suatu fenomena yang disebut dengan financial red flag dalam hubungan.
Dikutip dari situs CNBC Indonesia, financial red flag dalam hubungan adalah kondisi dimana pasangan memiliki kesalahan berpikir dan berperilaku terkait keuangan yang bisa berdampak buru pada suatu hubungan. Salah satu ciri yang umum dari financial red flag adalah pasangan yang memandang uang sebagai hal yang mudah untuk dicari dan selalu dihabiskan tanpa ada pembatasan dan juga lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.
Berikut ini adalah tanda-tanda financial red flag dalam hubungan yang harus diwaspadai menurut CNCB Indonesia:
1. Pengelolaan dan Perencanaan Uang yang Buruk
Seseorang dengan manajemen keuangan yang bagus adalah orang yang memiliki pengaturan keuangan yang baik. Namun seseorang yang tidak memiliki rencana keuangan bisa menjadi indikasi bahwa seseorang tidak mengetahui berapa banyak dan bagaimana cara untuk mengatur dan mengalokasikan uang yang dimiliki. Hal ini menjadi tanda financial red flag yang utama dalam suatua hubungan yang perlu untuk diwaspadai.
Salah satu cara untuk mengelola keuangan yang baik selain mengatur pengeluaran adalah dengan memiliki asuransi, baik asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Jika kesehatan terganggung tidak akan mengacaukan pos pengeluaran yang lain karena sudah ditanggung oleh asuransi. Sedangkan asuransi jiwa adalah untuk memberikan pengamanan keuangan jika pencari nafkah meninggal dunia.
2. Sering Melakukan Pembelian Impulsif
Impulsif adalah pembelian yang dilakukan diluar rencana dan umumnya berkaitan dengan emosi. Pembelian impulsif yang dilakukan karena melihat barang sedang diskon, murah, ata barang yang langka sehingga membeli sesutau barang tanpa berpikir secara rasional. Atau membeli barang hanya sesuai keinginan bukan karena kebutuhan. Sehingga tidak bisa mengontrol keinginan untuk membeli suatu barang dan mengacaukan kondisi keuangan.
3. Hobi Berutang
Seseorang yang menggampangkan uang adalah orang juga yang sering kali memiliki utang untuk menutupi kebutuhan dan keinginan untuk membeli suatu barang. Berutang sudah pasti akan menjadi masalah jika yang dimiliki adalah utang konsumtif yang berlebihan. Utang konsumtif adalah pinjaman digunakan untuk memiliki barang yang tidak menambahkan nilai tambah, hanya untuk gengsi dan gaya hidup tinggi.
Maka dari itu, sebelum melangkah ke jenjang berikutnya, ada baiknya mencocokan semua visi misi bersama terutama dalam finansial.